sumber: http://songketpandaisikek.com |
Songket Pandai Sikek merupakan warisan daerah Pandai Sikek yang diwarisi secara turun temurun oleh masyarakat daerah Pandai Sikek. Konon dahulu masyarakat diluar Pandai Sikek tidak diperbolehkan untuk belajar membuat songket ini. Teknik pembuatan tenun ini hanya boleh diwarisi oleh masyarakat asli Pandai Sikek. Hal ini dikarenakan menenun merupakan sumber ekonomi masyarakat setempat. Tapi sekarang kita dapat mempelajari teknik menenun ini langsung di Pandai Sikek. Selain memperkenalkan wisatawan pada daerah Pandai Sikek nan indah, masyarakat juga menyediakan tempat wisata menenun di galeri yang banyak dibuka masyarakat setempat. Di galeri tersebut mereka menyediakan bermacam-macam kain songket dengan harga yang bervariasi mulai dari 2 hingga belasan juta. Selain Songket mereka juga menyediakan berbagai sovenir dari tenunan.
sumber :http://songketpandaisikek.com/ |
Songket Pandai Sikek biasa digunakan dalam upacara adat di daerah Minangkabau seperti acara batagak gala (penobatan penghulu), baralek, (pesta pernikahan), dan penyambutan tamu penting. Oleh karena itu songket ini sangat diminati walaupun harganya tinggi. Hal itu pun sebanding dengan proses dan hasil dari pembuatan songket Pandai Sikek ini. Motif-motif pada tenun Pandai Sikek diambil dari motif asli kain songket yang ditenun pada masa lampau. Motif-motif tersebut dijadikan contoh dan ditenun kembali. Selain itu juga terdapat motif-motif yang dipengaruhi oleh daerah pemesan songket seperti motif dari Pitalah di Batipuah, motif Koto Gadang di Agam dan motif dari Sungayang.
Pengerjaan tenunan ini biasa dilakukan oleh kaum ibu dan remaja putri secara turun temurun. bahkan ada pepatah daerah sana yang mengatakan " tak pandai songket, bukan gadis pandai sikek". Hal ini membuktikan kecintaan mereka pada tenunan warisan leluhur mereka. Dahulu kegiatan menenun ini mereka lakukan untuk membuat pakaian untuk acara adat. Para gadis yang akan menikah biasanya akan memulai menenun kain untuk pernikahan meraka. Sesuai dengan adat Minang yang tidak memperbolehkan para gadis mereka untuk keluyuran lagi setelah umur mereka cukup untuk menikah mereka akan mengisi waktu dengan menenun. bagi yang telah menikah menenun dilakukan selain untuk keperluan rumah tangga juga dijadikan sumber ekonomi tambahan yang dilakukan setelah kegiatan sehari-hari.
Menenun memang merupakan sumber ekonomi daerah Pandai Sikek. Banyak masyarakat disana yang membuka galeri songket. Galeri ini biasanya ramai dikunjungi oleh oleh wisatawan yang datang kedaerah. Sebagian besar merupakan ibu-ibu dari berbagai organisasi maupun lembaga. Karena proses pembuatan yang lama tak jarang songket Pandai Sikek harus dipesan terlebih dahulu. Tak jarang kita dapat menemui galeri yang telah kosong melompong karena telah kehabisan stok. Walaupun harga songket ini tergolong mahal tapi tak menyurutkan antusias orang-orang untuk memilikinya, entah untuk dipakai walaupun hanya untuk koleksi. Untuk kualitas memang tidak perlu diragukan lagi. Songket Pandai Sikek terkenal dengan tenunan yang padat dan aksen warna emas. Bahkan ada juga galeri yang memamerkan teknik tenun untuk menarik perhatian pengunjung dan untuk menyakinkan pembeli akan produk ini.
Proses pembuatan songket Pandai Sikek menggunakan alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu. Bahan yang digunakan adalah benang lusi (lungsin) dan benang pakan yang biasanya dikombinasikan dengan benang makau maupun benang india. Karena hasil tenunan yang padat songket Pandai Sikek akan rusak jika dilipat. Maka dalam penyimpanannya kain ini harus digulung.
0 Response to "Mengenal Tenun Pandai Sikek"
Posting Komentar